DIGAL JONDER TRAKTOR PENGGANTI LOKOMOTIF UAP PENARIK KERETA TEBU

DIGAL JONDER TRAKTOR PENGGANTI LOKOMOTIF UAP PENARIK LORI KERETA TEBU ini sebagai sambungan cerita sebelumnya yang mana dahulu di pabrik gula Tasikmadu keberadaan Lokomotif Kereta Api Uap Sungguh sangat vital fungsi keberadaannya, namun seiring majunya tehnologi fungsi keberadaannya sedikit demi sedikit mulai terganti.
Jonder Keberadanya saat ini benar benar bisa menggantikan lokomotif kereta api uap
Sebenarnya sudah cukup lama Pabrik Gula Tasikmadu mengoprasikan Digal Jonder Traktor bermesin Diesel ini, salah satu fungsinya membantu Lokomotif Kereta Api Uap menarik Gerbong Lori alias Troli Kereta Tebu.disamping masih banyak fungsi-fungsi lainnya

Yang Paling utama Keberadaan Traktor Digal Jonder ini Fungsinya adalah untuk Nglaci istilah untuk membajak Lahan untuk di tanami tebu. Istilah Nglaci ini sepertinya di dapat ketika dahulu saat menanam tebu dalam membuat bedeng-bedeng media tanam tebu masih manual menggunakan Cangkuk bentuknya mirip-mirip laci Almari yang berjajar di sawah/ladang lokasi yang akan di tanami Tebu, karena itulah mungkin membuat media tanam tebu di lahan/sawah/Ladang ini di sebut Nglaci.

Fungsi Lain dari Digal Jonder Traktor Bermesin Diesel ini adalah membantu Tuk-truk Pengankut. Tebu Saat Panen alis masa Tebang Angkut, Terutama di Lahan-lahan yang Sulit dan rawan Selip, biasanya Digal Jonder di siagakan di tempat seperti itu untuk membantu menarik Truk yang selip dan kesulitan keluar dari Rembangan lokasi panen Tebu.

Musim Panen Tebu Kemarin alias tahun 2015 ini Lokomotif Kereta api Uap yang biasa Menarik Rangkaian Lori/Troli Kereta Tebu tidak lagi beroprasi dan total Fungsinya di gantikan oleh Digal Jonder Traktor Diesel ini, Sedangkan Lokomotif Kereta Api Uap di Oprasikan Khusus untuk Kereta Wisata di Agro Wisata Sondokoro yang lokasinya di Pabrik Gula Tasikmadu ini Juga.

Cara Kerja Lokomotif Uap di dalam mengangkut Tebu dengan Lori adalah menarik Rangkaian Gerbong setelah melewati Rel persimpangan dialihkan arah relnya masuk ke dalam pabrik dengan Mendorong Rankaian Lori/Troli Kereta Tebu Tadi. Silahkan saksikan Videonya di posting sebelumnya LOKOMOTIF UAP PENARIK GERBONG LORI TEBU

Sedangkan Digal Traktor Jonder Dalam mengangkut Rangkaian Gerbong Troli/Lori Tebu hanya Dengan mendorongnya Sampai Rel Persimpangan, di Persimpangan Rel di alihkan menuju Masuk ke dalam pabrik Traktor pindah Posisi mendorongnya dari sisi ujung Kebalikannya dan rangkaian Gerbong Tebu didorong masuk ke dalam pabrik hingga sampai di Derekan/Kreen Bongkar Siap Giling. Dengan menggunakan Digal Jonder ini Tak perlu mengaitkan/menggandeng Lori-lori Tebu karena rangkaian Kereta hanya di dorong tidak di tarik.

Selanjutnya Silahkan Saksilan saja bagaimana Digal Jonder Traktor Diesel ini mendorong Rankaian Kerteta/Troli/Lori Tebu menggantikan Lokomotif Kereta Api Uap.  







Terimakasih Telah Membaca: "November 2015" Jika Berkenan Silahkan Bagikan Pada Kawan-kawan Di:

Facebook Twitter Google+

Semoga Bermanfaat By: Mus Jono

GUA LANDAK WADUK GANTIWARNO MATESIH

GUA LANDAK WDUK NDONDO GANTIWARNO ini adalah cerita dari kisah nyata, namun ini adalah kisah yang telah lama. Ini cerita dari Simbah/Kakek dahulu. Cerita tentang Gua Landak yang berada di Dusun Ndondo, Banyak Nongo atau mana itu tepatnya kurang tahu pasti Saya, yang pasti lokasi Gua ini di waduk/Danau buatan yang berada di Desa Gantiwarno, Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Lokasi tepatnya di barat SMP Negeri2 Matesih.
Gua di waduk Gantiwarnu yang sebagian telah tertutup lumpur pada musim kemarau saat air waduk kering
Inilah Gua yang berada di lokasi waduk/Bendungan Danau Buatan  di Desa Gantiwarno Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar yang sebagian telah tertutup lumpur, gambar di ambil saat air Waduk/Danau Kering
 
Gua ini Saya beri nama Gua landak karena konon di gua ini menjadi persembunyian Landak, Saya rasa Semua sudah tahu Landak, Binatang pengerat yang bulu binatang ini sangat besar sekali, Paling besar dibandingkan bulu Binatang binatang lainnya. Entah sebenarnya Nama asli dari Gua ini apa, atau mungkin memang belum ada yang memberi nama  pada gua satu ini.

Binatang landak Sangat Suka sekali Ubi, Kacang dan segala jenis palawija, oleh sebab itu Dahulu Petani di Sekitar Gua ini kewalahan, Setiap menanam Palawija tidak pernah panen. Cerita Simbah/Kakek dahulu Ubi Kacang dan Sejenisnya yang di tanam di sekitar tempat ini berapapun luasnya habis dalam satu malam dimangsa landak dari Gua di Waduk Ndondo Gantiwarno ini.

Konon pernah ada warga msyarakat sekitar tempat ini Pensaran dari mana Landak-landak yang memangsa tanaman Petani di sekitar tempat ini, hingga mendorongnya mencoba menyelusuri Gua ini berharap bertemu ujung tempat  Landak-landak ini berasal.

Dengan bekal Oncor/Obor Lentera Minyak dan jerigen Berisi Longo Potro/Minyak Tanah serta makanan secukupnya Warga ini masuk menyusuri Gua ini. Dahulu katanya Gua ini lumayan luas dan untuk menyelusuri Gua ini tanpa ada kendala karena langit-langitnya lumayan tinggi, dengan berjalan biasa langit langit gua tak ada yang mentok kepala kecuali sedikit di pintu masuknya.

Dasar Gua ini konon Sangat rata dan halus (limit dalam bahasa jawanya) karena selalu di buat lalulang landak-landak yang entah datangnya dari mana. Saat Berpapasan dengan kawanan landak Katanya dalam Satu Rombongan Ratusan jumlahnya dan bahkan mencapai ribuan.

Sayangnya belum sampai menemukan ujung Gua hingga menemukan tempat asal para landak, bekal yang di bawa menipis dan di perhitungkan hanya cukup untuk kembali, jika di teruskan kemungkinan akan kesulitan pulang nantinya, maka kembali balik kanan, walaupun sebenarnya belum menemukan yang di carinya.

Sampai kembali di luar Gua di tempuh selama Tujuh Hari Tujuh malam, namun entah berapa hari waktu efektif yang di gunakan untuk berjalan karena ceritanya didalam gua tidak lagi mengenal siang atau malam dalam penelusurannya dalam perjalanan setelah capek istirahat ngantuk tidur setelah hilang letih bangun dan melanjutkan perjalanan lagi.

Perjalanan menelusuri Gua Tujuh hari tujuh malam sedang katanya arah gua lurus ke timur, Saya berangan-angan seandainya saja ini berjalan di permukaan kemungkinan sampai puncak Gunung Lawu, Sementara ini perjalanan Menelusuri Gua ini lurus ke Timur jangan-jangan Gua ini dari barat ke timur menembus Gunung Lawu dan ujung satunya di Timur Gunung lawu sana.

Dari Cerita Simbah/Kakek itu sebenarnya hati ini jadi penasaran dan kepingin membuktikannya namun Sayang kini Lokasi Gua ini di bendung jadi Waduk atau Bendungan Danau Buatan Sehingga gua ini Terendam oleh air dan karena sudah sekian lama lubang gua ini tertutup oleh Lumpur dan saat Waduk/Danau kering hanya bisa masuk sedikit ke mulut Gua saja dan selebihnya telah tertutup oleh Lumpur.
Gua i Wauk Gantiwarno telah Buntet/Buntu saat air kering Hanya bisa masuk sedikit di mulutnya
 Gua telah Buntet/Buntu tertutup Lumpur, Hanya sedikit mulut gua yang masih terbuka Sayang sekali saya tidak bisa membuktikan ras penasaran Saya





Terimakasih Telah Membaca: "November 2015" Jika Berkenan Silahkan Bagikan Pada Kawan-kawan Di:

Facebook Twitter Google+

Semoga Bermanfaat By: Mus Jono

LOKOMOTIF UAP PENARIK GERBONG LORI TEBU

LOKOMOTIF KERETA API UAP PENARIK LORI GERBONG TEBU DI PABRIK GULA TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR Mungkin suatu saat tinggal cerita keberadaannya karena kini untuk oprasional menarik rangkaian gerbong lori/troli tebu keberadaan Lokomotif Uap Kereta Tua buatan Jerman kau tidak salah, telah di gantikan dengan Digal Jonder Traktor bermesin diesel.
Lokomotif uap penarik lori gerbong tebu buatan jerman peningalan belanda jaman belanda saat masih mengelola pabrik gula Tasikmau
Dahulu saat masih masanya wilayah Kecamnatan Karanganayar, Tasikmadu dan Jaten dimana Sawah-sawah di wilayah itu seakan wajib untuk menanam Tebu ya kira-kira sampai awal dekade sembilanpuluhan Lokomotif Uap ini sangat vital keberadaannya. Di lokasi tanam tebu tiga kecamatan yang berdekatan dengan pabrik itu dahulu saat masa Rembang/Tebang panen tebu. Tebu yang di panen langsung di angkut dengan Lori yang mana lori di buatkan rel hingga masuk lokasi penanaman tebu. Rembang adalah istilah di Tasikmadu Karanganyar Untuk Panen/Menebang Tebu Sedangkan Lokasi Panen Tebu di sebut Rembanagan.

Mungkin banyak Yang tidak familier/kenal dengan istilah Lori., Lori adalah Kereta tempat Tebu yang barangkali ini sebenarnya adalah Troli namun karena lidah orang jawa kaku mengucapkannya jadi mudahnya sebut saja Lori, begitu kira-kira. Alat Utama pengangkutan Tebu Zaman dahulu adalah Lori. Untuk Mengankut tebu Lori/Troli di buatkan Rel hingga masuk Rembangan/lokasi panen tebu dan setelah di Rembang/di tebang di Amper/dipanggul di naikan Lori/Troli, Setelah Troli Penuh yang kuat di dorong, didorong yang relnya agak menanjak di tarik dengan sapi hingga di pos-pos timbangan tertentu, di pull itu nanti Lori/Troli di jadikan satu dan Gerbong kereta tebu ini di tarik dengan Lokomotiv uap Sampai ke pabrik.

Untuk lokasi tanam tebu yang sangat jauh ari lokasi pabrik zaman dahulu sebelum ada Truk Tebu di angkut dengan Gerobag yang di tarik Sapi dan dibongkar di pindah ke Lori/Troli di Pos-pos Timbangan tertentu, Sebagai contoh lokasi Tanam Tebu di Matesih Setelah Tebu di Rembang/Tebang di angkut dengan Gerobag yang di tarik Sapi Sampai di Desa Tunggul, Kecamatan Karanganyar, di situ ada suatu Tempat yang hingga kini di kenal dengan nama Timbangan, Karena di situlah dahulu Tebu dari wilayah sekitar, dibongkar dari Gerobang Sapi di pindah Ke Lori/Troli, di timbang lalu Lori-lori itu di gandeng jadi satu dan di tarik dengan Lokomotiv Kereta api Uap Sampai ke Pabrik Gula Tasik madu.

Setelah Zamannya Berkembang dan seiring Majunya Transportasi Gerobak sapi digantikan dengan Truk, Fungsi Pos-pos timbangan di tiadakan dan tebu langsung di angkut dan di bongkar dipindah ke Lori Troli dan di Timbang Langsung di Pabrik Gula Tasikmadu.

Seiring dengan Perkembangan Zaman pula cara bongkar tebu juga semakin maju. Dahulu saat Tebu masih di angkut degan gerobag Sapi Bongkar muatan Tebu masih dengan cara manual di amperi alais di pangul per ikat dari Gerobag di pindah ke Lori /troli Kereta tebu. Kini zaman telah maju Bongkar Muatan tebu cukup dengan mengaitkan rantai, ditarik dengan Derek/Kreen pindah sudah muatan tebu ari Truk ke Lori

Walaupun Tebu sudah di angkut sampai Pabrik Fungsi Lokomotif Uap Untuk Menarik Tebu Masih vital Keberadaannya Untuk menarik dari Lokasi Bongkar hingga masuk Pabrik sampai Pengilingan. Namun akhir-akhir ini keberadaan Lokomotif Kereta Api Uap sudah tergantikan oleh Digal Jonder Traktor Bermesin Disel yang Multi guna Keberadannya di Pabrik Gula tasikmadu. Dan Tahun 2015 LOKOMOTIV KERETA API UAP         penarik Lori alias Troli Gerbong kereta tebu sudah benar benar tidak beroprasi lagi dan total di gantikan dengan Traktor Bermesin disel, mungkin kurang efesien kalau masih mengoprasikannya walaupun sebenarnya Salah satu komponen bahan bakar Lokomotiv Uap ini tersedia gratis di pabrik ini, yaitu Sepah ampas tebu yang biasanya untuk bahan bakar lokomotif telah dijadikan balok Kotak-kotak. Pernik-pernik perawatan dan Oprasioanalnya lebih njlimet alias ribet tak se praktis Traktor disel yang tinggal Pancal/injak gas jalan bebas…

Entah Untuk Panen Tahun depan Lokomotif Uap Kereta Penarik Gerbong Tebu ini masih beroprasi atau tidak, jika tidak mungkin saja ini akan jadi kenangan semata dan untuk itu kebetulan saya masih ada Videonya yang saya ambil Tahun sebelumnya jadi biarlah saya tempel di sini, barangkali ada yang berkenan melihat video Kereta Tebu di bawah ini


Karena posting sebelumnya saya tempeli video, Saya di komplain teman saya karena video tidak ada di lihat dari hapenya. Usut punya usut ternyata penyebab tidak terliahat video karena Broser yang di pakai. Ternyata tamanku ini Sama dengan Saya pakai HP buduk Jadul dengan UC broser nya. Baiklah daripada di komlain lagi saya tempel saja tautan ke yutub dimana vieo ini berada.https://youtu.be/7nSN2rznVY4





Terimakasih Telah Membaca: "November 2015" Jika Berkenan Silahkan Bagikan Pada Kawan-kawan Di:

Facebook Twitter Google+

Semoga Bermanfaat By: Mus Jono

LEGENDA JOGO DAYUH

LEGENDA NJOGO DAYUH ini adalah legenda yang ada di Desa tempat Penulis berada. Ada Banyak sekali cerita legenda yang ada . Legenda di satu tempat dengan tempat lain banyak yang sama atau mungkin sedikit mirip maupun ada pula legenda yang nama ceritanya sama namun berbeda cerita. Kali ini Penulis kepingin menulis cerita legenda yang ada di Desa tempat tinggal Penulis yang sepertinya berbeda dan tidak terjadi di tempat lainnya. Cerita  legenda ini saya tulis berharap akan lestari cerita ini karena saat ini cerita seperti ini sudah jarang di ketahui oleh anak anak zaman sekarang, terbukti jika di tanyakan pada anak anak di  dekat tempat kejadian legenda ini sudah jarang yang mengetahui tentang cerita legendanya, walaupun nama Njogo Dayuh ini masih di pakai untuk nama tempat itu hingga saat ini.
Ikan ini bukan ikan di njogo dayuh kalau ikan di jogo ayuh di pangil dengan jopo montro namun ikan ini bisa di panggil dengan sego
 Ikan di Njogo dayuh Bisa di Panggil dengan doa mantra yang hanya di kuasai kuncen penjaga Jogo Dayuh itu, namun kalau ikan-ikan yang ini untuk memanggilnya Doa mantra bisa di beli di toko pakan ternak terdekat

NJOGO DAYUH ini adalah cerita legenda sebuah Kedung atau Lubuk yang merupakan bagian dari aliran sungai yang biasanya tempatnya lebih luas dan dalam yang berada di sebuah sungai yang bernama Kali Lebet di dusun Jloko Kulon, desa Plosorejo, Kecamatan Matesih, Karanganyar. Njogo Dayuh asal kata NJOGO DAN dan DAYUH. Jogo/ Njogo berarti Jaga-jaga atau persediaan sedang DAYUH berarti tamu. Njogo Dayuh berarti Jagan/jaga-jaga/Persediaan Untuk Tamu.

Konon di Kudung/Lubuk Njogo Dayuh ini terdapat banyak sekali ikan besar-besar dari beragam jenis ikan air tawar, namun ikan di tempat tidak bisa di jaring maupun di pancing. Ikan di Njogo Dayuh ini hanya bisa diambil oleh seorang yang dipercaya menjaga dan merawat tempat ini atau yang di percaya sebagai kuncen tempat ini. Dengan doa mantra tertentu yang hanya di ketahui penjaga atau Kuncen tempat ini ikan akan berkumpul dan menyerah saja untuk di tangkap. Ikan yang di tangkap  di tempat ini di khususkan jika ada tamu desa yang bertandang ke Desa ini sebagai lauk pauk jamuan makan Tamu Desa itu.

Begitulah legenda sebuah Kedung/Lubuk di desa Saya yang bernama Njogo Dayuh yang di mana di dalamnya hidup Ikan-ikan besar yang bisa  di panggil dan di ambil saat Tamu Desa Datang, namun karena keserakahan/ketamakan penjaga/kuncen tempat ini suatu ketika dia memangil dan mengambil ikan dengan doa mantra yang di kuasainya padahal tidak datang tamu Desa yang bertandang, melainkan ikan yang di panggil dan di tangkap dengan doa matra yang di kuasainya, di jual ikan yang di ambil tadi untuk kebutuhan pribadi yang menjadikan tida lagi ikan di Njogo Dayuh apat dipanggil dan di ambil dengan doa mantra.

Itulah legenda Sebuah Kedungan alias Lubuk di sebuah sungai yang berada di desa tempat Saya berada yang kini banyak yang tiada tahu cerita legenda itu terutama anak anak seusiaku walaupun Tahu tempat itu Njogodayoh namanya namun tak pernah mengeti ceritanya bagaimana.
Inilah lokasi Njogoayuh di bawah jembatan di pinggir Dusun Jloko Kulon, Desa Plosorejo, Kecamatan matesih, Kabupaten Karanganyar. 
Inilah lokasi Njogo dayuh yang kini Lubuk di bawah jembatan ini adalah lubuk biasa walau masih terlihat seram dengan akar pohon beringin menghujam dari pohon beringin tua  yang tumbuh di pinggirnya 





Terimakasih Telah Membaca: "November 2015" Jika Berkenan Silahkan Bagikan Pada Kawan-kawan Di:

Facebook Twitter Google+

Semoga Bermanfaat By: Mus Jono

TRADISI PAGER DESO JAJAH PROJO

TRADISI BERSIH DESA / PAGER DESO KANTHI NJAJAH PROJO UDHO ini adalah cerita lama yang mana tradisi seperti ini saat ini sudah tiada lagi. Yang namanya tradisi tidak selamanya harus di uri-uri / dijaga agar lestari. Tradisi yang baik dan yang masih sesuai dengan perkembangan keyakinan dan peradaban di suatu masyarakat sudah pasti akan lestari, namun tradisi yang dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan peradaban dan keyakinan pada suatu masyarakat dengan sendirinya di tinggalkan dan pastinya tidak akan bertahan, salah satu Tradisi di masyarakat jawa terutama yang pasti pernah ada dan saya ketahui ada di lingkungan Saya dahulu kala yang kini telah punah itu adalah Tradisi Pager Deso Atau Bersih Desa Kanti Njajah Projo Tanpo Busono Alias Udho.
TRADISI MALAM SURO JAJAH PROJO UDHO
Walaupun Tradisi Pager Deso Kanti Njajah Projo Tanpo Busono ini Sudah tidak Sesuai lagi dengan Perkembangan Zaman dan Keyakinan dan sepertinya kini telah punah, (terutama di lingkungan sekitar saya  lho ya) mungkin tidak ada salah Saya Tulis di sini untuk mengenang tradisi masa lalu itu yang mungkin generasi yang akan datang tidak tahu bahwa di tempat tinggalnya dahulu pernah ada tradisi semacam ini.

Apa Itu Tradisi Pager Deso Njajah Projo Tanpo Busono:
Zaman simbah-simbah/zaman nenek Kakek dahulu yang masih lekat dengan adat Tradisi Kejawen di malam-malam tertentu di bulan Suro yang biasanya adalah hari di mana malam itu di yakini Masyarakat setempat sebagai hari lahirnya Desa/Kampung ataupun Dusun maka Saat itu sering kali malam harinya di Sakralkan Penduduk Desa itu, Pada malam itu di Selengarakanlah Acara Bersih desa / Pager Deso. Entah apa nama asli Tradisi ini sebenarnya, dan Saya beri judul Njajah Projo Udho karena kegiatan itulah bagian dari ritual Bersih/Pager Deso Itu.

Banyak sekali kegiatan saat malam di mana diyakini hari itu hari lahir sebuah Kampung / Dusun / Desa, ada selamatan/Kondangan alias Kenduen, para penduduk Kampung/dusun/desa itu berkumpul Tirakatan dan Puncaknya pada Tengah malam Para Tetua Desa melakukan Ritual Njajah Projo Udho yaitu Orang orang yang di Tuakan di desa itu melakukan Ritual  mengelilingi desa dengan Tanpa busana yang melekat di badanya. Selama ritual ini mereka Pantang Bicara dan Tak akan Menyapa bila mana dalam perjalannanya berjumpa siapa saja. 

Ritual Pager Deso alias Bersih Desa ini dilakukan dengan tujuan dan diyakini pada masa itu bisa  Membentengi dari hal-hal yang tidak di inginkan terjadi di desa itu, Tolak balak dan hal-hal semacam itu.

Ritual ini masih di jalani Orang-orang Zaman dahulu saat Keadaan jalan di desa Masih sepi Gelap gulita belum ada listrik Masuk Desa sehingga suasana tengah malam itu sangat sepi jauh dari kesibukan manusia saat itu. Beda dengan Zaman sekarang di mana Jalan-jalan Terang benderang setelah adanya Listrik dan setiap saat kendaraan selalu berlalaulalang.

Mulai di tingalkannya Ritual ini adalah saat Listrik Mulai Masuk Desa dan semakin banyaknya kendaraan yang berlalulang di jalanan, walaupun tengah malam kini jalanan tak pernah sepi. Kejadian yang membuat tradisi ini tidak lagi di lakukan adalah  saat Para Sesepuh atau Tetua alias Orang-orang yang di tuakan di desa itu melakukan ritual Jajah Projo atau Keliling Desa ada Kendaraan yang melintas dan cahaya lampunya menerpa Mereka yang tanpa sehelai benangpun menutupi Tubuhnya, Entah apa yang ada pada perasaan mereka namun dalam Ritual itu mereka dilarang Berbicara Apalagi Menyapa, jadi mereka hanya diam saja.

Dengan kejadian seperti itu Kegiatan Semacam ini mulailah di tinggalkan Seiring juga dengan Perkembangan Keyakinan di mana Kegiatan Semacam itu Dirasa tidak sesuai lagi dengan Perkembangan Keyakinan Yang terjadi di masyarakat kampung itu. Kini Acara Pager Deso atau Bersih Desa ini hanya bagian-bagian yang dirasa masih sesuai dengan Zaman dan Keyakinan saja yang dilakukan, diantaranya masyarakat berkumpul, Syukuran, Tirakatan di isi dengan Pengajian dan kegiatan kegiatan semacamnya.

Itu satu bagian cerita Di Bulan suro yang Terjadi di desa Saya dan saya Rasa itu juga terjadi di desa-desa lainya di se antero tanah jawa Pada masa dahulu. Namun hal itu telah lama berlalu dan mungkin anak anak Zaman sekarang tidak mengetahui bahwa di tempatnya pernah ada dan hidup Tradisi semacam itu dan Tulisan ini Saya tulis tidak ada maksud apa-apa selain karena saya pingin cerita namun sepertinya kacau jalan ceritanya ya?






Terimakasih Telah Membaca: "November 2015" Jika Berkenan Silahkan Bagikan Pada Kawan-kawan Di:

Facebook Twitter Google+

Semoga Bermanfaat By: Mus Jono

INTI SARI PERJANJIAN GIYANTI REFLEKSI SEJARAH260 TAHUN BESERTA HARAPAN 260 TAHUN KEDEPAN

Perjanjian Giayanti sebenarnya Saya tidak paham dan Mengerti sama sekali apa bagaimana dan siapa saja yang terlibat di dalamnya Padahal hampir setiap hari saya melalui tempat situs bersejarah itu berada, namun karena Pada Hari Jumat Malam Sabtu 6 November 2015 selepas Isya' Di Dusun Kerten, Desa Jantiharjo Kecamatan dan Kabupaten Karanganyar di mana di situlah tempat Perjanjian Giyantin di tandatangani, Di Gelar Prosesi Restitusi Perjanjian Giyanti Yang Di Gagas dan di wujudkan Oleh Irwan Ahmed, Tita Saliana, Yudi Ahmad Tadjuin Beseta jajaranya yang Didukung warga Setempat dan Pemerintah daerah setempat dalam hal ini  Bupati Kabupaten Karanganyar Bp. Yuliatmono, Dengan acara yang kebetulan Saya saksikan itu Saya Jadi sedikit Tahu Tentang ini Perjanjian Giyanti 
Mengenamg 260 tahun Perjanjian Giyanti serta Harapan Untuk 260 yang akan datang 
 Perjanjian Giyanti Dibuat untuk meredam Konfflik Mendamaikan Peperangan Antara Mangkubumi dengan Belanda Pada Waktu itu. Perjanjian Gianti di tandatangani di pertengahan Perang Jawa Sebagai Konsolidasi diantara Keluarga Kerajaan Mataram Degan VOC Sebagai Wasit Sekaligus sebagai pemain alias Wasit sing Pingin Gajine Gede, begitu yang saya Tangkap dari penjelasan Pak Yudi saat sesi diskusi.

Peperangan Jawa sudah sangat Berlarut larut dan Membuat Perusahan Multi Nasional VOC di ambang kebangkrutan yang pada akhirnya Bangkrut juga karena kehabisan dana membiyayai perang Jawa dan di bubarkan, hingga lahirlah Pejanjian Giyanti Yang mengangkat Pangeran Mankubumi menjadi Raja Di Jogjakarta Sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono Pertama. Hingga Kini dari Keturunan Mangkubumi Sudah sampai Pada hmengku Buwono ke Sepuluh. Perjanjian Giyanti Tonga Awal Lahirnya Kesultanan Ngayogjokarto Hadiningrat

Sebenarnya Banyak sekali Yang di sampaikan Saat itu muali dari Sejarah Hingga Situasi yang berkembang Belakangan ini Banyak ke kacauan dan berdalih Giyanti terutama di Jogjakarta, namun entahlah daripada pening pala saya, Sementara Itu dahulu yang bisa saya tangkap dari yang di sampaikan Beliau Bertiga karena dangkalnya pemahaman akan yang di sampaikannya dan selanjutnya silahkan saksikan saja intisari Isi Teks Perjanjian Giyanti yang merefleksikan sejarah 260 tahun silam Beserta Harapan untuk 160 tahun kedepan Yang Dibacakan dalam Tiga Bahasa: Bahasa Jawa, Basa indonesia dan Basa Ingris Oleh Yudi Ahmad Tadjuin, Irwan Ahmed dan Tita Saliana di akhir Sesi dikusi dalam acara Prosesi Restitusi Perjanjian Giyanti.

Tetapi Mohon maaf Vidio tak pantas Uplod sebenarnya karena Hanya saya ambil dari Hp Buduk Yang saya Punya Hp Jadul Hp Sekmbiyen osnya Tapi sudahlah penting berbagi saja semangatnya.









Terimakasih Telah Membaca: "November 2015" Jika Berkenan Silahkan Bagikan Pada Kawan-kawan Di:

Facebook Twitter Google+

Semoga Bermanfaat By: Mus Jono